JATIMTIMES - Setiap Minggu pagi, sudut Alun-Alun Kota Malang selalu dipenuhi pemandangan hangat anak-anak, remaja, hingga orang tua tampak duduk lesehan larut dalam buku bacaan. Mereka bukan hanya sekadar bersantai, tapi memperkaya pengetahuan dengan membaca ratusan buku gratis dari lapak Komunitas Duduk Baca, sebuah gerakan literasi yang menghadirkan semangat membaca di ruang publik tanpa biaya sepeser pun alias gratis.
Saat lapak dibuka dari jam 09.30-11.30 WIB, ada puluhan buku disusun rapi yang dihadirkan dengan beragam judul tentu boleh dipinjam dan dibaca oleh semua kalangan. Ada buku tentang self development, non fiksi, anak-anak, fiksi dan banyak lainnya.
Baca Juga : UIN Malang Nobatkan Menag Nasaruddin Umar sebagai Bapak Ekoteologi Indonesia
“Untuk pinjam buku tinggal isi data diri dan meninggalkan kartu identitas apapun untuk jaminan, bisa langsung baca buku sambil nikmatin suasana Alun-Alun Kota Malang yang enak” ungkap Founder Duduk Baca, Farah Sajidah, Sabtu (18/10/2025).

Karena hanya dibuka setiap Minggu pagi, tentu penikmatnya kerap menantikan kehadiran Duduk Baca. Mesku hanya dua jam dibuka, puluhan penikmat buku memanfaatkan fasilitas ini, seolah tak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut. “Jumlahnya sendiri yang datang tidak menentu dengan usia juga beragam, dari anak-anak (3-5 tahun) sampai orang dewasa,” imbuh Farah.
Meski baru hadir sejak Juli 2023 dengan lapak pertama pada tanggal 02 Juli 2023 di Alun-alun Kota Malang, saat itu pemintanya merespon dengan positif. Ya banyak yang meminta agar bisa membuka lapak yang didirikan Farah Sajidah dan tiga temannya, yakni Hanifah, Triana dan Septi dibuka setiap Minggu pagi.
“Antusias pada saat awal buka lapak sangat positif dan banyak bacawan yang meminta untuk dilaksanakan Minggu depan lagi. Sehingga Duduk Baca memutuskan untuk membuka lapak setiap Minggu pagi,” tambah Farah.
Komunitas ini hadir berawal dari kesamaan hobi membaca, empat pencinta buku ini akhirnya melahirkan ide sederhana namun berdampak besar. Dari kebiasaan mereka membeli dan mengoleksi berbagai jenis buku, muncul keinginan agar koleksi tersebut tak hanya tersimpan di rak, tetapi juga bisa dinikmati oleh orang lain. “Karena kami punya misi memperluas dan memudahkan akses bacaan dan kegiatan literasi melalui lapak baca rutin,” kata Farah.
Kemudian keinginan sederhana untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap membaca. Menurutnya, upaya meningkatkan minat literasi bisa dimulai dengan langkah kecil, yakni menghadirkan bacaan yang mudah dijangkau oleh siapa saja.
“Kami ingin meningkatkan minat literasi masyarakat dengan cara memperluas dan memudahkan akses bacaan melalui lapak baca gratis dan berbagai kegiatan literasi yang kami lakukan,” ujar Farah.
Melalui inisiatif ini, Duduk Baca tak hanya menyediakan ratusan buku bacaan secara cuma-cuma, tetapi juga menciptakan ruang interaksi positif bagi masyarakat untuk belajar, berbagi, dan menumbuhkan budaya membaca di ruang publik.
Baca Juga : Influenza A di Malaysia Merebak, Anak Lebih Rentan tapi Lansia Paling Berisiko
Mulanya saat berdiri lapak Duduk Baca hanya dijalanlan empat orang. Seiring berjalannya waktu bertambah dengan adanya volunteer. Hingga saat ini sudah ada tujuh jilid volunteer dengan total volunteer sekitar 65 orang dengan enam divisi.
“Duduk Baca saat ini belum memiliki basecamp sendiri, namun selama ini kegiatan berpusat di Alun Alun Kota Malang dan kami menyimpan buku-buku kami di Omah Wiro Margo,” terang Farah.
Sudah dua tahun hadir, ternyata selain membuka lapak, komunitas ini sudah punya banyak kegiatan. Mulai dari kegiatan literasi untuk anak yakbu dongeng, bookish play, literasi lingkungan, journalling, talkshow literasi, hingga acara terbesarnya Pesta Literasi yang berkolaborasi dengan penerbit besar di Indonesia.
Ke depan rupanya masih ada misi yang bakal dihadirkan untuk bida menjangkau lebih banyak masyarakat khususnya selain di Kota Malang, yaknu membuka cabang di kota lain. Kemudian bisa memiliki perpustakaan mandiri untuk menyimpan koleksi buku Duduk Baca.
“Harapan kami biss punya tempat semacam perpustakaan untuk menyimpan buku Duduk Baca, dikarenakan saat ini kami masih meminjam tempat untuk menaruh buku kami,” tambah Farah.
Selain itu, pihaknya berharap komunitas ini bisa terus menjadi tempat yang nyaman untuk melakukan berbagai macam kegiatan literasi untuk tumbuh dan berkembang bersama di tengah gempuran digitalisasi.