Israel Mulai Tarik Pasukan dari Gaza Usai Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Hamas

Reporter

Mutmainah J

Editor

Dede Nana

10 - Oct - 2025, 06:11

Ilustrasi tentara Israel. (Foto: Pixabay)

JATIMTIMES - Israel mulai melakukan penarikan pasukan secara bertahap dari Jalur Gaza setelah tercapainya kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok Hamas. Langkah ini menjadi bagian dari rencana perdamaian yang dimediasi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, sekaligus membuka babak baru dalam upaya mengakhiri konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.

Menurut laporan Badan Pertahanan Sipil Gaza, pasukan Israel telah mundur dari sejumlah wilayah penting di Jalur Gaza, termasuk Kota Gaza dan Khan Younis di bagian selatan.

Baca Juga : Profil Ma Ning, Wasit Elite AFC Asal China yang Pimpin Laga Indonesia vs Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Pejabat senior badan tersebut, Mohammed al-Mughayyir, membenarkan bahwa kendaraan-kendaraan militer Israel terlihat meninggalkan beberapa posisi pada Jumat pagi waktu setempat.

"Pasukan Israel telah mundur dari beberapa wilayah di Kota Gaza,” ujar Mohammed al-Mughayyir, seperti dikutip dari kantor berita AFP, Jumat (10/10/2025).

“Kami juga melihat kendaraan lapis baja dan tank ditarik dari sekitar Khan Younis.”

Penarikan pasukan ini menandai awal implementasi gencatan senjata yang telah disepakati kedua belah pihak setelah berbulan-bulan pertempuran yang menewaskan ribuan warga sipil dan menyebabkan kerusakan besar di Jalur Gaza.

Israel Ratifikasi Kesepakatan Perdamaian

Pemerintah Israel dilaporkan resmi meratifikasi kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas pada Jumat (10/10) waktu setempat.

Ratifikasi tersebut dilakukan melalui rapat kabinet Israel, sekitar 24 jam setelah mediator internasional mengumumkan adanya kesepakatan perdamaian awal antara kedua pihak.

Kesepakatan ini mencakup beberapa poin penting, antara lain:

• Penarikan bertahap pasukan Israel dari Jalur Gaza

• Pertukaran sandera dan tahanan antara kedua belah pihak

• Pengiriman bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi Gaza di bawah pengawasan internasional

• Gencatan senjata total yang berlaku di seluruh wilayah perbatasan

Baca Juga : Cuaca Buruk, Bunga Tabebuya di Kota Batu Tak Bermekaran

Langkah ini disebut sebagai bagian dari rencana perdamaian yang digagas Presiden AS Donald Trump, yang menekankan pentingnya deeskalasi dan stabilitas jangka panjang di kawasan Timur Tengah.

Pertukaran Sandera dan Tahanan Palestina

Dalam kesepakatan tersebut, kedua pihak juga sepakat untuk memulai proses pembebasan sandera Israel yang masih ditahan Hamas di Gaza. Sebagai imbalannya, pemerintah Israel akan membebaskan sejumlah tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui akun resminya di platform X (Twitter) menyampaikan bahwa langkah tersebut adalah bagian dari komitmen kemanusiaan dalam kerangka kesepakatan perdamaian.

“Pemerintah baru saja menyetujui kerangka kerja untuk pembebasan semua sandera — baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal,” tulis Netanyahu dalam pernyataannya.

“Ini adalah langkah pertama menuju stabilitas dan pemulihan bagi warga Israel dan Palestina.”

Harapan Baru untuk Perdamaian di Timur Tengah

Kesepakatan gencatan senjata ini disambut positif oleh berbagai negara dan organisasi internasional.

PBB, Uni Eropa, dan sejumlah negara Arab menyatakan dukungannya atas langkah perdamaian tersebut dan menyerukan implementasi penuh terhadap semua poin kesepakatan.

Jika penarikan pasukan berjalan sesuai rencana, Israel dan Hamas diharapkan bisa memasuki fase rekonsiliasi dan rekonstruksi Gaza, termasuk pemulihan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur publik yang rusak akibat perang.

Namun, para pengamat juga mengingatkan bahwa tantangan besar masih menanti, terutama dalam memastikan keamanan jangka panjang dan kepercayaan kedua belah pihak untuk mempertahankan gencatan senjata ini.