Demo Ribuan Alumni Ponpes Situbondo Desak Cabut Izin Siar Trans7, Wabup Ulfiyah Siap Kawal Aspirasi Santri
Reporter
Wisnu Bangun Saputro
Editor
Dede Nana
18 - Oct - 2025, 05:40
JATIMTIMES - Gelombang santri memenuhi Alun-Alun Situbondo, Sabtu (18/10/2025). Ribuan alumni pondok pesantren (ponpes) dari berbagai wilayah di Situbondo kompak menyuarakan satu tuntutan besar, cabut izin siar Trans7.
Aksi damai itu digelar sebagai bentuk reaksi atas tayangan salah satu program Trans7 yang viral dan dinilai melecehkan marwah pesantren serta para kiai. Para alumni menilai tayangan tersebut tidak pantas ditampilkan di televisi nasional dan berpotensi menimbulkan stigma negatif terhadap dunia pesantren.
Baca Juga : 8 Daerah Terpanas di Jatim: Lamongan Urutan Pertama Disusul Surabaya, Jombang, dan Sampang
Melalui orasi yang disampaikan bergantian, para alumni menegaskan sedikitnya tiga tuntutan utama kepada pemerintah dan lembaga terkait. “Pertama, cabut izin operasi Trans7. Kedua, adili pemilik Trans Media. Ketiga, jika tidak ada tindakan tegas, kami siap turun ke Jakarta menyampaikan aspirasi langsung,” ujar salah satu orator dari atas mobil komando, disambut pekik “Allahu Akbar” dari ribuan massa.
Teriakan itu menggema di seluruh sudut Alun-Alun Situbondo. Massa membawa spanduk dan poster berisi kecaman terhadap tayangan yang dianggap menistakan pesantren. Meski begitu, aksi berlangsung damai dan tertib, menunjukkan kedewasaan para santri dalam menyampaikan pendapat.
Dalam aksi tersebut, Wakil Bupati Situbondo Ulfiyah hadir langsung menemui massa. Ia menyatakan dukungan moral pemerintah terhadap aspirasi para alumni pesantren. “Saya bisa berdiri di sini sebagai Wakil Bupati berawal dari seorang santri,” ucap Mbak Ulfi yang disambut sorak dukungan para peserta.
Ulfiyah menegaskan bahwa pemerintah kabupaten menghormati dan akan mengawal setiap aspirasi masyarakat, terutama yang datang dari kalangan pesantren.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Situbondo dan mewakili Mas Bupati Yusuf Rio Wahyu Prayogo, kami mengucapkan terima kasih atas aspirasi yang disampaikan dengan damai. Kami wajib mengawal tuntutan ini,” ujarnya tegas.
Menurutnya, aksi yang dilakukan ribuan alumni itu murni lahir dari kecintaan terhadap para ulama dan kiai, bukan karena kepentingan politik. “Kami yakin kehadiran panjenengan semua adalah bentuk rasa cinta tulus kepada ulama, kiai, dan ibu nyai. Aspirasi ini akan kami sampaikan ke pihak berwenang,” katanya.
Baca Juga : Pesantren: Cermin Islamisasi dari Sistem Pendidikan Kuno Nusantara
Selain menyoroti tayangan Trans7 yang dinilai menyinggung kehidupan pesantren, para peserta aksi juga menuntut pemerintah pusat agar memperketat pengawasan terhadap isi siaran televisi nasional. Mereka menilai lembaga penyiaran publik seharusnya menjaga etika dan nilai-nilai budaya bangsa. Wabup Ulfiyah dalam kesempatan itu juga mengingatkan agar seluruh peserta aksi tetap menjaga keharmonisan antara alim ulama dan umara (pemerintah).
“Mari kita jaga kedamaian dan ketertiban. Kehadiran panjenengan semua hari ini adalah bukti ketulusan untuk membela marwah pesantren,” tuturnya.
Aksi damai tersebut diakhiri dengan doa bersama untuk keselamatan para kiai dan keluhuran pesantren. Massa kemudian membubarkan diri dengan tertib, namun pesan mereka jelas: santri siap bersuara bila marwah pesantren dilecehkan.
“Jangan khawatir, aspirasi ini akan kami kawal sampai ke provinsi dan pusat,” tutup Mbak Ulfi disambut tepuk tangan dan takbir menggema dari para alumni ponpes.