JATIMTIMES - Gelaran GSAI Festival 2025 yang berlangsung pada 9 November 2025 di Kolam Renang Universitas Ma Chung, Kota Malang, menjadi momentum penting bagi Good Swimming Academy Indonesia (GSAI). Tak hanya sebagai ajang perayaan ulang tahun ke-3, acara ini juga menandai langkah baru GSAI dalam memperkuat posisinya di dunia pendidikan renang Indonesia.
Tahun ini, antusiasme peserta meningkat drastis. Ketua Pelaksana, Astagina Arif Bima Sakti menyebutkan bahwa jumlah peserta melonjak drastis dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga : Timnas Indonesia U-17 Dipastikan Tersingkir dari Piala Dunia U-17 2025, Harapan ke 32 Besar Pupus
“Tahun ini GSAI Festival 2025 memperluas cakupan lomba dari yang semula hanya di Kota Malang menjadi lingkup Jawa Timur. Total ada 378 peserta yang terdaftar, jauh meningkat dari tahun lalu yang hanya 150 peserta,” ujar Bima.

Pembukaan gelaran GSAI Festival 2025 dibuka dengan pemotongan tumpeng. (Foto: ist)
Lonjakan peserta ini datang dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan beberapa berasal dari luar Jawa Timur seperti Jakarta dan Papua. Keberagaman tersebut menunjukkan betapa luasnya daya tarik GSAI Festival tahun ini di kalangan pecinta olahraga air, terutama perenang muda dan pemula.
Untuk menyesuaikan dengan jumlah peserta yang membludak, panitia melakukan penyesuaian jadwal pertandingan. Bima menjelaskan bahwa durasi antarseri lomba kini dipangkas dari 3 menit menjadi 2 menit.
“Penyesuaian ini kami lakukan agar seluruh rangkaian acara tetap berjalan tepat waktu. Kami ingin menunjukkan profesionalisme GSAI Festival dalam mengelola acara besar seperti ini,” jelasnya.

Kolam Renang Universitas Ma Chung, Kota Malang sebagai venue acara GSAI Festival 2025. (Foto: ist)
Dengan jadwal yang lebih efisien, suasana kompetisi terasa semakin dinamis. Penonton pun bisa menikmati pertandingan dengan ritme cepat tanpa mengurangi semangat sportif dari para peserta.
Tahun ini, GSAI Festival 2025 menghadirkan 181 seri lomba yang dibagi berdasarkan kelompok umur dan kategori gaya renang. Kategori Gaya Bebas dan Gaya Dada menjadi yang paling diminati, terutama dari kelompok usia 7–8 tahun dan 9–10 tahun. Ajang ini menjadi wadah pembinaan untuk mengenalkan dunia renang sejak usia dini.
Baca Juga : UKMPPG Batch 2 dan 3, LPTK UIN Malang Catat Kelulusan 99,5 %
“Kami ingin GSAI Festival menjadi ajang yang inklusif. Anak-anak dari berbagai daerah dan tingkat pengalaman bisa ikut berpartisipasi dan belajar berkompetisi dengan sehat,” kata Bima.
GSAI Festival 2025 juga menjadi bagian dari strategi rebranding GSAI sebagai lembaga pendidikan renang profesional di Indonesia. Bima menuturkan, GSAI ingin dikenal bukan hanya sebagai tempat belajar berenang, tapi juga sebagai lembaga yang melahirkan bibit-bibit atlet muda berbakat.
“Festival ini bukan semata kompetisi, tetapi juga bagian dari upaya kami memperkenalkan GSAI secara lebih luas. Kami ingin GSAI dikenal sebagai sekolah renang yang memiliki standar tinggi dan berorientasi pada pembinaan jangka panjang,” ungkapnya.
Di akhir acara, Bima menyampaikan apresiasinya kepada seluruh tim yang terlibat dalam penyelenggaraan GSAI Festival 2025. Ia menegaskan, keberhasilan acara ini tidak lepas dari kerja keras seluruh panitia dan dukungan komunitas renang.
“Saya sangat berterima kasih kepada seluruh tim yang sudah bekerja keras mempersiapkan acara ini. GSAI Festival bukan hanya perayaan ulang tahun kami, tapi juga langkah nyata untuk memperkuat posisi GSAI di dunia pendidikan renang Indonesia,” ucapnya.
“Kami ingin menjadikan GSAI Festival sebagai agenda tahunan yang semakin besar dan bermanfaat bagi dunia renang Indonesia,” tutup Bima.
