JATIMTIMES - Puluhan guru di SMP Negeri 1 Malang antusias hadirnya Mini Workshop Jurnalistik: Eksplorisasi Menulis Di Platfrom Digital di Aula Spensa, Jumat (24/10/2025). Dalam mini workshop yang digelar SMP Negeri 1 Malang menghadirkan Pimpinan Redaksi JatimTIMES, Nurlayla Ratri dengan memberikan teori dan praktik.
Sebanyak 40 guru yang hadir dalam mini workshop. Dalam materinya, Lyla sapaan akrab Nurlayla Ratri memberikan materi terkait dasar-dasar jurnalistik dan kehumasan kepada para guru.
Baca Juga : Cuaca Ekstrem Landa Kota Batu Hari Ini, Tebing Longsor hingga Air Meluap Masuk Rumah Warga
Lyla mengatakan jurnalistik kehumasan merupakan kegiatan mengumpulkan, menulis, dan menyebarkan informasi oleh lembaga untuk membangun citra positif, menjalin komunikasi, serta menjaga kepercayaan publik. Tentu ini berbeda dengan jurnalistik pada umumnya.

“Ini berbeda dari jurnalistik umum yang berfokus pada sensasi, jurnalistik kehumasan menekankan penyampaian berita faktual dan bernilai publik dengan bahasa yang persuasif, etis, dan mendukung tujuan lembaga,” ucap Lyla.
Lyla menjelaskan jurnalistik adalah proses mengumpulkan, mengolah, menulis, menyunting, dan menyebarkan informasi yang berbasis pada fakta, bukan opini pribadi. Peran Jurnalis dan Humas pun berbeda, Jurnalis memberikan informasi ke publik. Netral, kritis, berpihak pada kepentingan umum.
Sedangkan Humas (PR) menyampaikan informasi untuk kepentingan organisasi/perusahaan. Bertujuan menjaga citra positif. Lyla juga memberikan strategi kehumasan etika jurnalistik sekolah yang harus konsisten publikasi kegiatan positif, mengangkat prestasi siswa dan guru, menonjolkan keunikan program sekolah.
“Media publikasi website/blog sekolah, media sosial (Facebook, Instagram, TikTok), grup komunitas (orang tua dan masyarakat), siaran pers ke media lokal,” tambah Lyla.
Kemudian melakukan verifikasi fakta sebelum menyebarkan informasi. Hindari menuliskan nama lengkap siswa tanpa izin orang tua. Tidak menyebarkan isu negatif atau pribadi serta mencantumkan narasumber yang jelas.

Lebih lanjut, Lyla juga memberikan catatan penting terkait Kehumasan Sekolah. Diantaranya jangan pernah menyebarkan identitas korban, baik dalam rilis, pernyataan publik, maupun media sosial sekolah. Koordinasi dengan pihak berwenang (dinas, kepolisian, lembaga perlindungan anak) sebelum mengeluarkan keterangan resmi.
Baca Juga : Tersengat Listrik, Pekerja Bangunan di Tulungagung Tewas
Fokus pada langkah penanganan, perlindungan siswa, dan pencegahan ke depan, bukan kronologi vulgar. Hindari bahasa menyudutkan atau menyalahkan korban. “Jadi materi yang diberikan mulai dari teori sama praktik juga, dan guru-gurunya aktif semua dalam mini workshop ini,” tegas Lyla.

Sementara itu Kepala SMP Negeri 1 Malang, Risna Widyawati menambahkan di era digital saat ini guru harus bisa mengembangkan keterampilan berkait dengan platform digital. Sehingga nantinya lebih aktif memberikan warna-warni pada website sekolah agar tidak mati suri. “Sekarang itu yang berkembang media sosial sekolah, yaitu instagram dan youtube. Tapi websitenya ini mati suri karena tak tersentuh,” ujar Risma.
Karena itu dengan mendapatkannya materi dari JatimTIMES, harapannya para guru bisa mengisi materi pemberitaan yang menarik di website SMP Negeri 1 Malang. “Sehingga websitenya ini bisa lebih bervariasi,” harap Risma.
