JATIMTIMES – Suasana halaman Kantor Wali Kota Blitar pada Jumat, 5 September 2025 sore itu tampak berbeda dari biasanya. Sejak pukul 14.00 WIB, arus massa dari berbagai penjuru kota terus berdatangan. Mereka hadir dengan seragam dan atribut beraneka rupa: aparat TNI-Polri, barisan Banser, anggota ormas, komunitas ojek online, pendekar silat, ASN, hingga tokoh masyarakat. Menjelang pukul 15.00 WIB, lapangan depan Balai Kota telah dipadati lebih dari 5.000 orang yang siap mengikuti Apel Kesiapsiagaan Pencegahan Gangguan Kamtibmas dan Deklarasi Bumi Bung Karno Damai.
Di panggung utama, spanduk besar membentang dengan semboyan yang tegas: #JagaIndonesia #JogoBumiBungKarno. Slogan itu seolah menjadi penegas tekad bersama seluruh warga Kota Blitar untuk menjaga kotanya tetap aman, damai, dan kondusif.
Baca Juga : Perlu Kemudahan Administrasi Keberangkatan Calon Pekerja Migran, Mengurusnya Cukup di Kabupaten Setempat
Apel kesiap-siagaan ini bukan sekadar ritual seremonial. Kehadiran jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Sekda Kota Blitar, DPRD, kepala OPD, aparat keamanan, serta lapisan masyarakat menjadi bukti bahwa isu keamanan dan kedamaian adalah tanggung jawab bersama. Ketua DPRD Kota Blitar, dr. Syahrul Alim, berada satu barisan dengan Wali Kota, jajaran Kodim 0808, Polres Blitar Kota, hingga perwakilan Pengadilan Negeri.
Dari sisi barisan, tampak kelompok ojek online berdiri berdampingan dengan pendekar silat. Banser berjajar rapat dengan TNI, Polri, dan Satlinmas. Di bagian belakang, para ASN dan pelajar ikut menyimak jalannya apel. Kebersamaan lintas profesi dan generasi ini menggambarkan wajah Blitar yang plural sekaligus solid.
Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin yang akrab disapa Mas Ibin, tampil mengenakan pakaian PSR lengkap dengan peci hitam. Di hadapan ribuan peserta apel, ia menyampaikan amanat yang sarat dengan pesan kebersamaan.
Menurutnya, apel kesiap-siagaan ini adalah bukti komitmen, kecintaan, dan pengabdian warga kepada Kota Blitar. “Blitar adalah tempat tinggal kita, kebanggaan kita, sekaligus rumah besar kita semua. Sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaganya agar senantiasa aman, damai, dan kondusif,” tutur Mas Ibin.
Ia mengingatkan bahwa situasi kamtibmas di berbagai daerah menuntut kewaspadaan dini. Karena itu, sinergi antara pemerintah daerah, TNI, Polri, dan masyarakat harus diperkuat. “Kesiapsiagaan adalah kunci. Dengan sinergi yang kuat, kita bisa menciptakan Blitar yang tertib, aman, dan damai,” ucapnya.
Mas Ibin juga menitipkan lima pesan penting kepada peserta apel. Ia mengajak seluruh pihak memperkuat koordinasi lintas instansi dan elemen masyarakat, meningkatkan keaktifan poskamling, serta mendorong warga untuk aktif menjaga lingkungan sekaligus segera berkoordinasi jika muncul potensi gangguan. Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi isu, waspada terhadap hoaks, dan selalu menyaring informasi sebelum dibagikan. Tak lupa, ia mendorong penyebaran tagar positif seperti #JagaBumiBungKarno dan #WargaJagaWarga di media sosial. Pesan-pesan itu disambut tepuk tangan panjang peserta apel.

Dalam sambutannya, Mas Ibin juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi menjaga keamanan. Ia menyebut satu per satu elemen yang hadir: dari jajaran kepolisian, TNI, kejaksaan, pengadilan, hingga komunitas masyarakat sipil.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama regu pemadam kebakaran, sahabat ojol, FKDM, Satlinmas, IPSI, Ansor, Banser, hingga seluruh elemen warga yang sukarela turut menjaga kota. Tugas kita belum selesai, tapi sepanjang kita solid, Blitar akan selalu aman,” katanya menutup pidato dengan optimisme.
Puncak acara berlangsung ketika naskah Deklarasi Damai dibacakan. Ribuan peserta berdiri tegap, mengepalkan tangan kanan ke udara, serentak mengucapkan janji untuk menjaga Blitar tetap damai. Isi deklarasi menegaskan lima poin komitmen: menjaga persatuan, menolak segala bentuk kekerasan, mengamankan objek vital, memperkuat sinergi lintas sektor, serta membangun masa depan Blitar sebagai kota baru yang maju.
“Ini bukan sekadar janji di atas kertas. Ini adalah ikrar moral yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Wali Kota Blitar Mas Ibin, seusai membacakan ikrar bersama peserta apel.
Baca Juga : Isu Demo Anarkis Reda, Wisata Kota Malang Kembali Menggeliat
Setelahnya, Wali Kota Mas Ibin memimpin prosesi penandatanganan deklarasi. Satu per satu perwakilan instansi ikut membubuhkan tanda tangan pada kanvas besar yang disiapkan. Kamera para jurnalis dan warga pun mengabadikan momen itu, seolah mengikat komitmen tersebut menjadi kenangan kolektif.

Deklarasi damai ini tidak berhenti di lapangan apel. Pemerintah Kota Blitar mendorong seluruh warga untuk menghidupkan kampanye positif di ruang digital. Tagar #JagaIndonesia, #JogoBumiBungKarno, dan #WargaJagaWarga diharapkan menjadi gerakan moral di media sosial, melawan arus hoaks dan ujaran kebencian.
"Perang melawan disinformasi sama pentingnya dengan menjaga kamtibmas di jalanan. Dunia maya juga perlu dijaga,” tegas Mas Ibin.
Bagi Kota Blitar, acara ini bukan sekadar deklarasi keamanan, tetapi juga simbol pembangunan. Suasana damai membuat ekonomi bergerak, investasi masuk, dan ruang sosial kondusif. Deklarasi Damai Bumi Bung Karno menjadi momentum menegaskan identitas Blitar sebagai kota perjuangan dengan nilai persatuan dan gotong royong.
Menjelang senja, barisan apel bubar perlahan. Mas Ibin bersama Forkopimda menyalami peserta, lalu menjadi orang terakhir yang meninggalkan kantor wali kota.Ia berjalan bersama barisan Ansor dan Banser menuju rumah dinas, seolah menegaskan bahwa pemimpin dan rakyat melangkah dalam irama yang sama.
Bagi warga, hari itu bukan sekadar seremonial, melainkan penegasan bahwa kedamaian lahir dari kerja bersama. Di bawah langit senja, semangat #JagaIndonesia dan #JogoBumiBungKarno terus berkobar sebagai janji menjaga Kota Blitar tetap aman dan maju.